Seputar Bedong dan Gurita Bayi

Posted on

Dua dari sekian banyak kebiasaan masyarakat pada setiap bayi baru lahir adalah pemakaian bedong dan gurita. Sebenarnya bagaimanakah kebiasaan membedong dan memakaikan gurita pada bayi itu ? Apa pengaruhnya?

BEDONG

Kebiasaan membedong bayi memang lebih umum dipraktekkan oleh masyarakat Asia. Tapi sebenarnya, masyarakat di belahan bumi bagian barat sana pun (baca: negara maju) bukannya sama sekali tak mengenal praktek membedong (swaddling) ini. Cukup banyak orangtua baru saat ini yang dibuat bingung dengan pro-kontra yang timbul dari ’tradisi’ bedong membedong ini.

Apa sih manfaat sebenarnya? Dan apa kerugiannya jika bayi tidak dibedong?

Pengaruh BEDONG antara lain:

1. Membuat bayi merasa aman dan nyaman.

Swaddling atau membedong membuat bayi seperti selalu dipeluk. Ini mengingatkannya pada suasana dalam rahim ibu. Ia akan merasa nyaman dan aman. Itulah alasan rasional dibalik kebiasaan membedong. Tujuan membedong sama sekali bukan untuk ’meluruskan’ kaki bayi. Semua bayi baru lahir, kakinya memang tampak sedikit bengkok atau menekuk ke dalam. Tapi itu normal. Kondisi tersebut dikarenakan selama kurang lebih 40 minggu di dalam rahim ibu yang ruangnya memang terbatas, ia selalu dalam posisi meringkuk. Dalam beberapa bulan setelah lahir, dan tanpa dibedong pun, kedua kaki bayi akan ’lurus’ dengan sendirinya dan berbentuk normal.

Dalam kelelapan tidurnya (deep sleep/non-dream sleep), bayi sesekali bergerak seperti orang terkejut. Gerakan ini, yang disebut sebagai hynogogic startles, adalah normal. Anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa pun kadangkala mengalaminya. Hanya saja pada bayi baru lahir, refleks kejut ini lebih sering terjadi sehingga mengganggu kelelapan tidurnya. Refleks ini akan berkurang seiiring dengan pertambahan usia bayi, dan biasanya pada saat bayi berumur 1 atau 2 bulan, akan menghilang. Ada bayi yang dapat langsung tertidur kembali, tapi tak sedikit pula yang kesulitan dan lalu menjadi rewel. Membedong dapat membantu bayi untuk mengatasi refleks kejut ini dan membuatnya segera tidur kembali karena ia merasa seperti dipeluk

2. manfaat kepraktisan kepada orangtua, seperti memudahkan untuk menyusui dan menggendong.

Beberapa ibu ada yang merasakan kemudahan untuk menyusui bila bayinya dibedong. Bagi ibu maupun sang bayi, saat-saat pertama kali menyusui adalah masa yang penuh perjuangan. Ibu belajar untuk mencari posisi dan teknik menyusui yang benar. Si kecil juga berjuang mencari cara menyusu yang pas untuknya. Seringkali ia bergerak-gerak tak sabar, yang justru membuat ibu semakin sulit untuk menempatkannya dalam posisi yang benar dan nyaman. Dengan membedong, bayi akan relatif lebih anteng dan membuat proses belajar menyusui ini lebih lancar. Bayi baru lahir juga seringkali mengalami kolik, salah satu hal yang membuat orangtua baru kebingungan karena bayi yang tengah kolik akan gelisah dan menangis tak henti-hentinya. Swaddling atau membedong dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menenangkan si kecil yang sedang kolik.

3. Dalam  salah satu jurnal pediatrics AAP membedong bayi berpengaruh/berhubungan dengan : Sleep and Arousal, Temperature Control, Motor Development, Sudden Infant Death Syndrome, Respiratory Infections, Rickets and DDH (developmental dysplasia of the hip), Pain Control, Crying Behavior, Breastfeeding and Postnatal Weight.
(baca sendiri ya…klik di tulisan hijaunya)

Bagaimana membedong bayi
Teknik membedong bayi sangatlah variatif, tergantung dari tujuan dan tradisi masing-masing. Namun hendaknya dalam membedong bayi memperhatikan hal2 antara lain:

0. selalu meletakkan bayi terlentang (sleep on baby back)

1.  jangan membedong bayi dengan ketat .Bedong bayi dengan longgar saja. Tak masalah jika begitu terbangun si kecil ’memorak-porandakan’ bedongnya itu.

2. Tidak membedong denan kain berlapis (apalagi ketat) yang membuat bayi kepanasan (overheated) dan dapat meningkatkan resiko pneumonia serta infeksi saluran pernafasan akut lainnya akibat paru-paru bayi tidak dapat mengembang sempurna ketika ia bernafas.

3. Gunakan kain bedong yang tipis tapi cukup hangat, seperti kain flanel, dan cukup gunakan satu lembar kain saja. Bila bayi Anda menggunakan popok sekali pakai, jangan lupa untuk sering-sering mengganti kain bedongnya

4. Kenakan pakaian dari bahan yang tipis saja pada si kecil karena bila Anda memakaikan baju yang tebal atau berlapis-lapis dan kemudian membedongnya pula, bayi Anda bisa overheated.

5. Jangan pula membedong sampai menutupi kepala bayi, ataupun mulai membedong di atas bahu, karena dikhawatirkan dapat menutupi hidung bayi.

6. sebaiknya jangan membedongnya ketika ia sedang bangun agar tak menghambat perkembangan motoriknya.

Salah satu gambaran dari cara membedong bayi:(http://www.adviceforbaby.com/swaddling.htm

Fold top down and place baby in the center using square or rectangle swaddle – demonstration uses rectangle
Fold top from center (not corner) over
shoulder and tuck under arm
Fold top from center not corner over shoulder and tuck under arm
Hold with fingers and with other arm pull corner while holding blanket under arm
Slip hand out and pull corner across body
Tuck behind back as far as possible while turning baby
Roll baby back to front and pull bottom corner between legs. For a 10 week old baby and under, include feet and bring bottom corner under chin
Fold top from center (not corner) over other shoulder and tuck under arm
Slip hand out again while pulling blanket firmly across upper body to the back
Hold loose end against back as you lift baby to
place in crib
Front view
Crib view with sleep positioner and additional blanket for cold weather
Baby on side

Apakah semua bayi suka dibedong?
tak semua bayi senang di bedong. Ada bayi yang sejak semula memang sama sekali tak suka dibedong. Beberapa bayi mungkin hanya mau dibedong selama 2 minggu. Tapi beberapa bayi lain, meski sudah berusia 2 bulan atau lebih, masih senang dibedong ketika tidur. Dan ada pula bayi sebenarnya senang dibedong, hanya saja ia lebih senang jika kedua tangannya dibiarkan bebas. Untuk ini, Anda dapat membedong si kecil dari ketiak ke bawah, sehingga ia dapat bebas bermain-main dengan kedua tangannya.

Mitos Bedong

BEDONG MEMBUAT KAKI TIDAK BENGKOK

Konon, selain ampuh meluruskan kaki bayi yang bengkok, bedong juga membuatnya tidak cepat masuk angin, tidur nyenyak, dan tidak kagetan. Apalagi kalau bedongannya dibuat sekuat mungkin atau istilahnya “dibedong lontong”.
Asal tahu saja, antara kaki bengkok dengan bedong tidak ada hubungannya sama sekali. Semua kaki bayi memang bengkok. Nanti, dengan semakin kuatnya tulang anak dan kian besarnya keinginan untuk bisa berjalan, kaki anak akan lempeng sendiri. Perkembangan fisiologis kaki memang seperti itu.
Juga, anggapan bahwa dengan dibedong anak jadi tidak kagetan tentu tidak benar. Ingat, kan, kaget saat bayi tidur adalah gerak refleks moro, dan itu wajar terjadi. Sekalipun dia dibedong, refleks moro tetap akan terjadi, hanya saja tidak kelihatan karena tertahan oleh bedong.

Bagaimana dengan Bayi yang tidak dibedong?

Sama sekali tak ada ruginya jika Anda memutuskan tidak membedong si kecil.

Yang paling penting sebagai orangtuanya, Anda dan pasangan yakin dengan apapun keputusan Anda itu.

GURITA BAYI

Pemakaian gurita sangat tidak dianjurkan untuk digunakan pada bayi anda.
Mengapa gurita tidak dianjurkan?

1. Gurita menyebabkan sebagian besar kulit bayi tertutup secara rapat. Hal ini akan menyebabkan bayi sering merasa gatal karena keringat yang terkumpul tidak bisa keluar terhalang oleh gurita. Biasanya gejala yang timbul adalah kulit berwarna kemerahan.

2. Gurita juga menyebabkan bayi sulit bernapas. Hal ini disebabkan karena bayi dan anak memiliki pernapasan perut yang dominanan. Tidak seperti orang dewasa yang lebih mengandalkan pernapasan dada.

3. gurita secara penelitian ternyata dapat meningkatkan kejadian gastroesofageal refluks (GER). Apakah GER itu? GER adalah kembalinya makanan yang telah masuk ke dalam lambung.
Apa bedanya dengan muntah? Muntah termasuk dalam GER. Tetapi gampang sekali melihat anak muntah, karena isi lambung keluar melalui mulut. Hal yang paling ditakutkan adalah isi lambung keluar kembali, tetapi tidak sampai di mulut. Jadi hanya sampai di kerongkongan saja. Keadaan inilah yang menyebabkan terlukanya dinding saluran makan dan pada akhirnya si anak akan mengalami muntah terus menerus sampai dia besar nanti.

Bagaimana melihat anak mengalami GER atau tidak? Bisa dilihat salah satunya dari jumlah gumoh. bila terjadi gumoh 1 kali tiap minum susu, hal itu tidak bermasalah. Tetapi bila terjadi gumoh walaupun bayi tidak menelan sesuatu berarti orang tua harus hati-hati.Jika perlu, hendaknya berkonsultasi dengan dokter.( Dr. Herbowo SpA)

mitos tentang gurita

GURITA MENCEGAH PERUT BUNCIT & PUSAR BODONG

Pendapat ini menurut dr. Adi Tagor, SpA, DPH dari RS Pondok Indah, Jakarta, kurang tepat, karena semua bayi perutnya memang lebih besar daripada dada. Semakin bertambah usianya, perut akan kelihatan mengecil.
Begitu juga dengan pusar bodong. Tanpa gurita, pusar bayi pun lama-kelamaan akan masuk ke tempatnya. Sebaliknya, kalau memang bakatnya bodong, sekalipun memakai gurita, tetap saja akan bodong.
Gurita sebaiknya tidak dipakai karena bisa membuat anak tertekan, khususnya di bagian limpa, jantung, lever, juga membuat bayi susah bernapas.

Akhirnya…
Apapun yang mengenai buah hati Anda, tentu semua keputusan kembali berpulang pada orang tuanya.

Wallahu A`lam

sumber:
http://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/full/120/4/e1097
http://www.ibudananak.com/index.php?option=com_news&task=view&id=260&itemid=19
http://lovingmom.blogspot.com/2006/04/16-mitos-seputar-bayi.html
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071209235849AAYNOyp

dari : http://rumahkusorgaku.multiply.com/journal/item/195/Seputar_Bedong_dan_Gurita_Bayi_

Satu respons untuk “Seputar Bedong dan Gurita Bayi

    camera said:
    Juni 18, 2010 pukul 1:42 pm

    lengkap banget infonya…

    makasih banyak infonya…

    izin mengkopi….

    salam hangat

Tinggalkan Balasan ke camera Batalkan balasan