Do’a Berbuka Puasa Yang Shahih dan Yang Dha’if

Posted on Updated on

Pertanyaan: Assalamualaiku, Ustadz

1. Dari Ibnu Abbas, ia berkata : “Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallam apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan: Allahumma Laka Shumna wa ala Rizqika Aftharna, Allahumma Taqabbal Minna Innaka Antas Samiul ‘Alim.” (artinya: Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan atas rezeki dari-Mu kami berbuka. Ya Allah! Terimalah amal-amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). (Riwayat Daruqutni di kitab Sunan-nya, Ibnu Sunni di kitabnya ‘Amal Yaum wa- Lailah No. 473. Thabrani di kitabnya Mu’jamul Kabir).

2. Dari Anas, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berbuka beliau mengucapkan, ‘Bismillah, Allahumma Laka Shumtu Wa Alla Rezekika Aftartu.” (artinya: Dengan nama Allah, Ya Allah karena-Mu aku berbuka puasa dan atas rezeki dari-Mu aku berbuka). (Riwayat Thabrani di kitabnya Mu’jam Shogir, Hal. 189 dan Mu’jam Auwshath).

3. Dari Muadz bin Zuhrah, bahwasanya telah sampai kepadanya, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan: Allahumma Laka Sumtu wa ‘Alaa Rizqika Aftartu.” (Riwayat Abu Dawud No. 2358, Baihaqi 4:239, Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Suni)

Apakah ketiga doa berbuka di atas berasal dari hadis dhaif?

Jika dhaif, doa yang berdasarkan hadis yang paling kuat apa?

Dari: Sila

Jawaban: Wa’alaikumussalam

Doa berbuka yang benar:

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah

“Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah.”

Hadis Selengkapnya

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, beliau mengatakan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: «ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ… »

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila beliau berbuka, beliau membaca: “Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu…” (HR. Abu Daud 2357, Ad-Daruquthni dalam sunannya 2279, Al-Bazzar dalam Al-Musnad 5395, dan Al-Baihaqi dalam As-Shugra 1390. Hadis ini dinilai hasan oleh Al-Albani).

Kapan Doa Ini Diucapkan?

Umumnya doa terkait perbuatan tertentu, dibaca sebelum melakukan perbuatan tersebut. Doa makan, dibaca sebelum makan, doa masuk kamar mandi, dibaca sebelum masuk kamar mandi, dst. Nah, apakah ketentuan ini juga berlaku untuk doa di atas?

Dilihat dari arti doa di atas, dzahir menunjukkan bahwa doa ini dibaca setelah orang yang berpuasa itu berbuka. Syiakh Ibnu Utsaimin menegaskan:

لكن ورد دعاء عن النبي صلى الله عليه وسلم لو صح فإنه يكون بعد الإفطار وهو : ” ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله “  فهذا لا يكون إلا بعد الفطر

“Hanya saja, terdapat doa dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika doa ini shahih, bahwa doa ini dibaca setelah berbuka. Yaitu doa: Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu…dst. doa ini tidak dibaca kecuali setelah selesai berbuka.” (Al-Liqa As-Syahri, no. 8, dinukil dari Islamqa.com)

Keterangan yang sama juga disampaikan dalam Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 7428.

Karena itu, urutan yang tepat untuk doa ketika berbuka adalah:

1. Membaca basmalah sebelum makan kurma atau minum (berbuka).

2. Mulai berbuka

3. Membaca doa berbuka: Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu…dst.

Anjuran Memperbanyak Doa Ketika Berbuka Puasa

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلَاثٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ السَّحَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat.”

(HR. At-Tirmidzi 2526, Thabrani dalam Al-Ausath 7111. Syaikh Aqil bin Muhamad Al-Maqthiri mengatakan: Hadis ini statusnya hasan berdasarkan gabungan semua jalurnya. Hadis ini juga dinilai hasan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Talkhis Al-Habir, 2:96).

Hadis di atas menunjukkan anjuran bagi orang yang sedang puasa untuk memperbanyak berdoa sebelum dia berbuka. Sebagian ulama menegaskan bahwa hadis ini tidak ada hubungannya dengan berdoa ketika berbuka. Karena teks hadis ini bersifat umum, bahwa orang yang sedang berpuasa memiliki pelluang dikabulkan doanya di setiap waktu dan setiap kesempatan, sebelum dia berbuka. (I’lamul Anam bi Ahkam As-Shiyam, Hal. 76).

Akan tetapi disebutkan dalam sunan Tirmidzi, redaksi yang serupa dinyatakan:

وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ

Orang yang berpuasa ketika berbuka.” (Sunan At-Tirmidzi 2526).

Makna tersirat dari hadis menunjukkan bahwa anjuran memperbanyak doa itu terakait dengan kegiatan berbuka. Allahu a’lam.

Keterangan ini juga dikuatkan dengan riwayat dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن للصائم عند فطره لدعوة ما ترد

Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak akan ditolak ketika berbuka.” (HR. Ibnu Majah 1753, Al-Hakim 1/422, Ibnu Sunni 128, dan At-Thayalisi 299 dari dua jalur. Al-Bushiri mengatakan (2/81): ‘Sanad hadis ini shahih, perawinya tsiqqah’. Demikian keterangan dari Shifat Shaum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Hal. 67 – 68).

Kemudian, doa-doa kebaikan ini selayaknya dibaca sebelum memulai berbuka. Karena ketika belum berbuka, seseorang masih dalam kondisi puasa, dan bahkan di puncak puasa, sehingga dia lebih dekat dengan Allah Ta’ala. Sementara ketika dia (Dari Fatwa Islam, no. 14103).

Doa Apa yang Bisa Dibaca Ketika Hendak Berbuka?

Anda bisa membaca doa apapun yang Anda inginkan. Baik terkait kehidupan dunia maupun akhirat. Karena waktu menjelang berbuka adalah waktu yang mustajab.

Kemudian, disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah, bahwa ketika berbuka, sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu ‘anhu, membaca doa tertentu.

Dari Ibnu Abi Mulaikah (salah seorang tabiin), beliau menceritakan: Aku mendengar Abdullah bin Amr ketika berbuka membaca doa:

اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي

Allahumma Inni As-Aluka bi Rahmatika Al-Latii Wasi’at Kulla Syai-in An Taghfira Lii

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, agar Engkau mengampuniku.” (Sunan Ibnu Majah, 1/557 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 3621)

Doa Berbuka yang Tidak Benar

Terdapat satu doa berbuka yang tersebar di masyarakat, namun doa bersumber dari hadis yang lemah. Kita sering mendengar beberapa masyarakat membaca doa berbuka berikut:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rezekika afthortu

“Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku berbuka.”

Status Sanad Hadis

Doa dengan redaksi ini diriwayatkan Abu Daud dalam Sunan-nya no. 2358 secara mursal (tidak ada perawi sahabat di atas tabi’in), dari Mu’adz bin Zuhrah. Sementara Mu’adz bin Zuhrah adalah seorang tabi’in, sehingga hadis ini mursal. Dalam ilmu hadis, hadis mursal merupakan hadis dhaif karena sanad yang terputus.

Doa di atas dinilai dhaif oleh Al-Albani, sebagaimana keterangan beliau di Dhaif Sunan Abu Daud 510 dan Irwaul Gholil, 4:38.

Hadis semacam ini juga dikeluarkan oleh Ath-Thobroni dari Anas bin Malik. Namun sanadnya terdapat perowi dhaif yaitu Daud bin Az-Zibriqon, di adalah seorang perowi matruk. Al-Hafidz ibnu Hajar mengatakan:

وَإِسْنَادُهُ ضَعِيفٌ فِيهِ دَاوُد بْنُ الزِّبْرِقَانِ ، وَهُوَ مَتْرُوكٌ

“Sanad hadis ini dhaif, karena di sana ada Daud bin Az-Zibriqon, dan dia perawi matruk.” (At-Talkhis Al-Habir, 3:54).

Ada juga yang ditambahi dengan lafadz:

بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang paling welas asih

Namun sekali lagi, tambahan ini juga tidak memiliki dasar dalam syariat. Karena itu, sebaiknya tidak dilantunkan sebagai doa berbuka.

Ringkasnya, bahwa doa terkait bebuka ada dua:

a. Doa menjelang berbuka. Doa ini dibaca sebelum anda mulai berbuka. Doa ini bebas, anda bisa membaca doa apapun, untuk kebaikan dunia dan akhirat Anda.

b. Doa setelah berbuka. Ada doa khusus yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana dinyatakan dalam riwayat dari Ibnu Umar. Lafadz doanya adalah

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah

Sebagai muslim yang baik, selayaknya kita cukupkan doa setelah berbuka dengan doa yang shahih ini, dan tidak memberi tambahan dengan redaksi yang lain.

Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

11 respons untuk ‘Do’a Berbuka Puasa Yang Shahih dan Yang Dha’if

    om said:
    Juli 24, 2012 pukul 9:58 am

    Reblogged this on Lefty no tegami and commented:
    Do’a berbuka puasa, yang manakah bacaan kita..

    Hade Kreatifedy said:
    Juli 26, 2012 pukul 11:42 am

    Ringkasnya, bahwa doa terkait bebuka ada dua:

    a. Doa menjelang berbuka. Doa ini dibaca sebelum anda mulai berbuka. Doa ini bebas, anda bisa membaca doa apapun, untuk kebaikan dunia dan akhirat Anda.

    komentar:
    hadis dhaif bukan hads maudhu’… aneh sekali, bebas membaca doa apapun, tapi doa yang telah diajarkan tidak boleh dipakai karena dianggap dhoif…

      Abu Umamah responded:
      Juli 26, 2012 pukul 12:42 pm

      Barakallahu fiik.

      Benar, hadits dha’if (lemah) memang bukan hadits maudhu’ (palsu).

      Sebaiknya Anda tidak terburu-buru dalam mengungkapkan apa yang terlintas dalam benak Anda terhadap sesuatu yang tidak sesuai atau menurut keyakinan Anda adalah sebuah kesalahan. Bacalah penjelasan dari Ustadz di atas dengan seksama.

      1. Penanya menanyakan soal hadits yang tersebar dimasyarakat kita tentang do’a berbuka puasa, apakah hadits tersebut shahih/dha’if? kemudian jika hadits tersebut dha’if maka manakah yang shahih.
      2. Ustadz menjelaskan dengan menukil penjelasan para Ulama tentang hadits yang ditanyakan tersebut bahwa hadits tersebut dha’if
      3. Ustadz menyebutkan hadits yang shahih dari Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang do’a berbuka puasa.
      4. Ustadz menambahkan penjelasan tentang dianjurkannya memperbanyak do’a ketika berpuasa.

      dari point-point di atas saya harap Anda dapat membedakan hal-hal yang dibahas oleh Ustadz dalam jawabannya di atas.

      Intinya, seseorang yang berpuasa bebas berdo’a dengan do’a apapun untuk kebaikan dunia dan akhiratnya ini bisa dibaca saat berpuasa atau menjelang buka puasa. Kemudian ia berbuka dengan makan dan minum didahuli dengan membaca basmalah. Setelah berbuka puasa itu barulah ia membaca do’a berbuka puasa yang shahih yang disebutkan di atas, bukan dengan yang dha’if.

      Semoga di bulan yang penuh berkah ini Allah memberikan hidayahNya kepada Anda dan saya untuk berpegang teguh dengan Sunnah.

      Hanifah said:
      Juli 15, 2014 pukul 4:51 pm

      Betul sekali mas, hadist dho’if(Lemah) tidak bisa dijadikan sandaran dalam beribadah, maksudnya dijadikan dasar dalam melakukan perbuatan atau dijadikan dasar dalam bersyi’ar/ceramah oleh para ulama.

      yuk ASWJ saatnya kita gunakan hadist yang shohih….

    Doa Berbuka Puasa said:
    Juli 11, 2013 pukul 6:24 am

    Makasih banyak mas udah share doa berbuka puasa diatas,

    itaita said:
    Juli 17, 2013 pukul 4:49 am

    Reblogged this on Telaga Hati.

    abufathir38 said:
    Juni 10, 2014 pukul 5:54 pm

    Barakallahu Fiikum Akhi atas ilmunya izin share

      Abu Umamah responded:
      Juni 11, 2014 pukul 7:55 am

      wa fiika barakallaah..

    Hanifah said:
    Juli 15, 2014 pukul 4:46 pm

    Alhamdulillah Ilmu saya bertambah lagi.

    emang sih dari dulu semenjak ajaran nenek moyang do’a yang saya pake saat berbuka puasa ya “Allahumma laka sumtu…”, cuma saya ngga tahu-menahu sebab/dasar apa kita do’anya kayak gitu. Alhamdulillah setelah baca dari berbagai Artikel dan bertanya kepada Ustadz-Ustadz NU ternyata yang bacaan do’a-nya “Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah” adalah yang paling benar.

    tinggal kitanya mau atau tidak itu hanya Allah yang tahu, Alangkah baiknya jika kita yang minim ilmu sebaiknya jangan langsung men-judge kalau itu sesat/salah, karena yang berhak menentukan itu hanya para Ulama.

    Yoshhh… saatnya saya mengganti do’a berbuka puasa dari yang dho’if ke shahih, karena tingkatan shahih berada yang paling teratas dalam level hadist.

    Jika ada yang setuju silahkan diamalkan, jika ada yang kurang setuju sebaiknya dikaji dulu dan jangan terlalu dipermasalahkan

    dayang said:
    Juli 30, 2016 pukul 12:37 pm

    Doa Berbuka yang Tidak Benar

    Terdapat satu doa berbuka yang tersebar di masyarakat, namun doa bersumber dari hadis yang lemah. Kita sering mendengar beberapa masyarakat membaca doa berbuka berikut:

    اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

    …………………………………………………………………………………………………………………………………………….

    Assalamualaikum ustaz
    apabila kita baca kitab2 fiqh khususnya dalam mazhab kita syafie….di sana kita akan jumpa anjuran berdoa dgn doa yang dikata “Doa Berbuka yang Tidak Benar”………
    contohnya dlm kitab al-minhaj karangan imam an-nawawi menyebutkan:
    وأن يقول عند فطره اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت
    Maaf dan terima kasih…itu sahaja yg dapat saya kongsikan…

      Abu Umamah responded:
      Agustus 2, 2016 pukul 11:15 am

      Wa’alaykumussalam… Betul akhi, tapi pada artikel di atas sudah diterangkan mengenai derajat hadits tersebut.

Tinggalkan komentar