3 Ayat Yang Meruntuhkan Madzhab Syi’ah dari Dasarnya

Posted on

Madzhab Syi’ah adalah sebuah madzhab yang besar, menurut sebagian orang. Akan tetapi demi Allah, dia adalah sebuah madzhab yang kecil, kerdil lagi rendah. Karena apa? Karena salah satu asas berdirinya agama Syi’ah adalah kesyirikan kepada Allah yang Maha Agung. Syi’ah bertaqarrub (mendekatkan diri)  kepada Allah (menurut persangkaan mereka) dengan perbuatan-perbuatan syirik.

Syirik adalah salah satu tipu daya setan, dan tipu daya setan itu adalah sangat lemah. Tipu daya setan adalah kebatilan, maka kita akan menghadapinya dengan sesuatu yang haq dari Allah, Al-Qur’an. Karena tatkala kebenaran (Al-Haq) itu datang maka pastilah kebatilan itu akan sirna. Tatkala yang haq itu dilemparkan kepada yang batil maka menjadi lenyaplah kebatilan itu. Cukup dengan 3 Ayat dari Al-Qur’an, kita tidak akan menggunakan perkataan Ibnu Taimiyah apalagi Ibnu Abdil Wahhab -rahimahumallah-.

Kita katakan: Kami akan ikut kalian ke kuburan manapun yang menurut agama Anda suci atau keramat, dan kami akan ikut beribadah, bersujud ke kuburan manapun yang kalian inginkan dengan syarat jika hal ini sesuai dengan alqur’an dan tidak bertentangan dengan al Qur’an.

Syi’ah berkata : Baik, tapi jangan menggunakan perkataan Muhammad bin Abdul Wahhab dan jangan memakai perkataan Ibnu Taimiyyah.!

Kita katakan : Wallahi (Demi Allah), kita tidak akan memakai dari perkataan mereka Rahimahumallah, kita hanya memakai dalil dari Qur’an.  Ini cukup buat kita, bukankah Allah berfirman :

أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَى عَلَيْهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَى لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur’an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. [Al-‘Ankabuut : 51]

Al-Qur’an mengatakan Berdo’a kepada Husain, atau di Kuburan Husain dan di kuburan manupun kepada siapapun selain Allah adalah Syirik.

Syiah berkata : Apa dalilnya ?

Kita katakan : Dalil-nya, Firman Allah daam surat Fathir ayat 13:

يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُّسَمًّى ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍ

“Dia (Allah) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari”.

Apakah Husain selain Allah…?, Hasan selain Allah..?, Nabi Muhammad ‘alaihisshalatu wassalam selain Allah..? Para Malaikat selain Allah?.

Allah katakan : “Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari” . Qithmiir adalah kulit tipis yang ada diantara daging buah kurma dengan biji kurma. Daging buah kurma bisa kita makan, bijinya pun bisa ditanam, tapi qithmiir…? tidak kita makan dan tidak bisa ditanam.

Jika ada dua orang, salah satunya memiliki uang milyaran yang dia berkuasa untuk memberikannya kepada siapapun yang dia kehendaki dan orang yang satunya lagi tidak memiliki meskipun hanya satu riyal. Secara akal sehat, kepada siapa kita akan meminta? Tidak mungkin kita akan meminta kepada orang yang kedua yang tidak memiliki apa-apa. Demikianlah keadaannya orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah.

Jika demikian maka mereka tidak berhak diibadahi, diseru dalam do’a, dimintai pertolongan,

Syiah berkata : Dari mana engkau tau bahwa perbuatan itua adalah syirik…?

Kita katakan : Dari khabar yang Allah terangkan dalam lanjutan ayat tersebut. Allah berfirman menjelaskan keadaan orang-orang tersebut -yang diibadahi selain diriNya-

إِن تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ

Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. [Faathir : 14]

Allah mengatakan “Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu.” Inilah yang Allah kabarkan kepada kita tentang orang-orang yang diseru (disembah) selain Allah, di dunia. Bukankah kita beriman kepada Allah, bukankah Al-Qur’an itu benar? Apakah kita membenarkan Firman Allah ini ?

Kemudian Allah mengabarkan kepada kita tentang keadaan orang yang beribadah kepada selain Allah dan keadaan yang diibadahi pada hari kiamat kelak tatkala Allah mengumpulkan mereka semuanya dihadapan Allah.  Allah berfirman : Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu. Disini Allah mengabarkan bahwa perbuatan orang-orang yang beribadah, berdo’a menyeru selain Allah adalah kesyirikan.

Syiah mengatakan: “Amantu billah..!” (Saya beriman kepda Allah!), tapi tidaklah kami menyembah akan tetapi hanya sebagai wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah..!

Kita katakan: Allah berfirman dalam surat Zumar: 3

أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِهِ أَوْلِيَاء مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ

“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.”

Setelah dalam surah Faathir tadi Allah menyebut perbuatan mereka sebagai kesyirikan, dalam surat Az-Zumar ini Allah mengatakan bahwa mereka dengan alasan yang mereka buat-buat untuk melegalkan ibadah kepada selain Allah, Allah sebut mereka sebagai orang yang pendusta lagi sangat ingkar (kufur). Maka silakan pilih mana yang Anda suka dari Syirik, Pendusta, atau Kafir?

Syiah berkata : Baiklah, kami tidak menghendaki ketiga itu. Tapi, mereka itu adalah orang-orang yang dapat memberikan Syafa’at di sisi Allah. Apakah Anda mengingkari Syafa’at..?

Kita katakan : Kemudian dalam surat Yunus: 18

وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَضُرُّهُمْ وَلاَ يَنفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَـؤُلاء شُفَعَاؤُنَا عِندَ اللّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللّهَ بِمَا لاَ يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلاَ فِي الأَرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah”. Katakanlah: “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).

Perhatikan, Allah mengatakan “Dan mereka menyembah (beribadah)…”, dalam surah Az-Zumar Allah menyebutkan perkataan mereka “Kami tidak menyembah mereka..”. Dalam ayat ini Allah katakan mereka menyembah selain Allah, apakah Hasan, Husain, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, para Imam, Wali dan malaikat, apakah mereka semuanya selain Allah ..? Demi Allah, mereka itu semua adalah selain Allah, bukan Allah. Mereka Allah sifati tidak dapat memberikan mudharaat juga manfaat.

Kemudian perhatikan apa yang diinginkan oleh orang yang mengibadahi sembahan selain Allah dari ibadah mereka tersebut… Allah katakan “mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah”.”.

Kemudian Allah mengingkari persangkaan mereka itu, dengan memerintahkan untuk bertanya kepada mereka “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?”. Akan tetapi ayat ini tidak berhenti sampai di sini.

Diakhir ayat Allah katakan bahwa perbuatan mereka beribadah kepada selain Allah untuk menharapkan syafa’at adalah sebuah kesyirikan. Allah berfirman diakhir ayat tersebut “Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu)”.

Syi’ah berkata : Demi Allah, setelah penjelasan ini dari Kitabullah saya tidak akan berdo’a lagi kepada mereka, tidak akan bertaqarrub kepada Allah dengan perantaraan mereka, tidak akan meminta syafaat kepada mereka!

Kita katakan : Itulah ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa ibadah kepada selain Allah adalah kesyirikan, apapun bentuk dan namanya. Tidak ada perkataan Muhammad bin Abdul Wahhab, tidak pula Ibnu Taimiyah yang kita gunakan. Itu semua disebutkan dalam Al-Qur’an.

–||–

Tapi, sebagian orang Syi’ah akan ada yang mengatakan bahwa ayat-ayat tersebut dan Al-Qur’an dan Agama ini tidak mungkin bisa difahami kecuali oleh Ahlul Bait atau dari Thariqah Ahlul Bait.

Kita katakan: Subhanallah, pernyataan mereka itu hanyalah kedustaan. Allah memerintahkan kita untuk bertanya kepada Ahli Ilmu,

فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. [Al-Anbiyaa’ : 7]

Kita akan berikan bukti dari Al-Qur’an akan kedustaan mereka tersebut. Silakan lihat, bagaimana Allah mengkishakan tentang para Jin. Apakah para Jin itu adalah termasuk ahlul bait? Allah berfirman tentang perkataan Jin :

وَأَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدَى آمَنَّا بِهِ

Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al Qur’an), kami beriman kepadanya. [Al-Jinn : 13] Apakah para Jin itu meminta penjelasan kepada Ahlul Bait? Tidak, bahkan mereka langsung beriman.

قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآناً عَجَباً # يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَن نُّشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَداً

“Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Qur’an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur’an yang mena’jubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami

Bahkan, para pendeta Nashrani yang ada di dalam Gereja. Allah berfirman tentang keadaan mereka :

وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَّوَدَّةً لِّلَّذِينَ آمَنُواْ الَّذِينَ قَالُوَاْ إِنَّا نَصَارَى ذَلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَاناً وَأَنَّهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ # وَإِذَا سَمِعُواْ مَا أُنزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُواْ مِنَ الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ

Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri. Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri). seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam.). [Al-Maaidah : 81-82]

Mereka ada di dalam gerejanya, apakah mereka meminta dijelaskan tafsir ayat yang mereka dengar kepada Ahlul Bait sebelum mereka membenarkan ayat tersebut?

Intinya adalah bahwa masalah tauhid dan masalah syirik adalah termasuk diantara masalah-masalah yang paling gamblang penjelasannya di dalam Al-Qur’an. Siapapun bisa mengetahuinya dengan jelas tanpa susah payah. Allah memerintahkan untuk memperdengarkan Al-Qur’an kepada orang yang meminta perlindungan keamanan.

وَإِنْ أَحَدٌ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلاَمَ اللّهِ

Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, [At-Taubah : 6]

Demikianlah, ayat-ayat yang  dengannya -bi idznillah- akan terbungkamlah syiah!. Tapi, syaikh menganjurkan untuk mendebat orang-orang yang alim dari mereka (Syi’ah) atau orang-orang yang berakal dari mereka, bukan kalangan awam yang tidak memilki ilmu. Dan Allah memberikan hidayah kepada siapa saja yang dikehendakiNya.

–Disadur dari Intisari Ceramah Syeikh Abdul Muhsin al Ahmad dari situs GenSyiah.Com

Berikut Videonya :

14 respons untuk ‘3 Ayat Yang Meruntuhkan Madzhab Syi’ah dari Dasarnya

    hujak said:
    Desember 16, 2012 pukul 10:04 am

    Klau artikel ini ditulis sblm thn 1979 sy sepakat ommm. Yg dimaksud ketika iran dikuasai rejim pahlevi yg pro amrik dan israel. Tp setelah itu banyak yg mencaci iran krn tdk nurut dgn mereka. Dan kini malah saudi arabia yahudi jd anteknya amrik dan yahudi. Alih2 akan hancurkan makam nabi malah kesambar petir. Uang minyak dan dana haji mengalir tp org islam jg masih yg miskin. Gimana nih… yah dikorupsi oleh keluarga kerajaan yg keturunannya suka foya2

      Abu Umamah responded:
      Desember 17, 2012 pukul 8:16 am

      Ga nyambung dengan bahasan mas… Agama Syi’ah itu dari dulu sampe sekarang dan sampe kapanpun tetap aja sama. Asasnya adalah kesyirikan, kekufuran dan ke-zindiq-an….

      Orang syi’ah kalo udah kepepet selalu menjadikan Saudi/Wahabi sebagai alat untuk pengalihan isu… basi mas..

      Ini lagi bahas, tentang salah satu asas agama syi’ah… silakan dicermati, semoga Allah memberikan hidayah kepada Anda!

    JUMHADI said:
    Januari 16, 2013 pukul 4:28 am

    Sdh terbukti kang semuanya. Masak Allah dipahami berwujud kayak yahudi dan nasrani aja. Lg pula ente mungkin doyan money laundry dr king saud dan antek2 nya. Itulah berhala duit. Parah. Mknya jgn katanya katanya aja n terus bilang sesat sesat. Mknya lihat dan bandingkan realitanya. Kondisi negara kita dibanding iran. Adakah berhala duit di sana? Riwayat negara saudi dan wahabi jg sdh banyak yg tahu kang. Mknya yg basi ya artikel nya ini. Lg pula you bingung dgn Tuhan sesembahanmu yg punya tubuh itu…..ngeri deh.

      Abu Umamah responded:
      Januari 17, 2013 pukul 11:32 am

      Untuk memahami tentang Allah kami kaum muslimin hanya berpedoman kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang difahami oleh para Salafus Shalih.

      Memang sungguh kotor lisan kalian wahai Syi’i… Sungguh tidak punya malu, betubi-tubi fitnah kalian lontarkan atas Negeri Saudi tapi Alhamdulillah tidak satu pun yang terbukti…

      Adapun Iran, sungguh telah banyak media meng-ekspos hakikat kehidupan masyarakat Iran… bagaimana Pelacuran dan Narkoba merajalela di sana… bahkan beberapa kali penyelundupan Narkoba dalam jumlah besar ke Indonesia terbongkar dan ternyata sumbernya adalah dari negeri Iran…

      Lihat nih bagaimana orang Syi’ah di Iran menjadikan kesyirikan sebagai jalan untuk mengeruk kekayaan dari orang-orang bodoh..

      http://gizanherbal.wordpress.com/2012/08/05/bidah-itu-mahal-sayang-bag-1-insya-allah/
      http://gizanherbal.wordpress.com/2012/08/05/omset-kuburannya-syiah-pics/

      Lihatlah di Saudi, tidak satu pun kuburan di sembah!

    JUMHADI said:
    Januari 16, 2013 pukul 4:38 am

    Mmg dialog yg ada diartikel bagus. Tp sayang banget tidak dijelaskan riwayat kenapa ayat2 itu diturunkan dan menyindir kpd siapa. Tp masalahnya itu koq bisa-bisanya ya Allah mu itu maujud?

      Abu Umamah responded:
      Januari 17, 2013 pukul 11:25 am

      Jangan berkelit wahai Syi’i…? Pantas dalam keterangannya Syaikh mengatakan ketiga ayat ini hanya digunakan untuk berdebat dengan ulama Syi’ah atau minimal menurut saya kpd orang yg berakal diantara mereka…

    borya said:
    Februari 25, 2013 pukul 4:13 pm

    Beda Antara Saudi dan Iran:

    Saudi terlihat di depan umum berbaik-baik dengan Amerika; namun di balik itu dengan model politiknya yg seperti ini (moderat, shg tdk diserang AS), Saudi bisa dengan leluasa mencetak dai-dai, membangun Islamic centre di berbagai negara, menyebarkan aqidah pemurnian tauhid hingga dari disseminasi ini banyak lahir ulama dan pemikir muda bahkan mujahid tauhid baik mereka itu jihadi atau bukan, salafy tulen atau bukan, yg pro pemerintah atau bukan, yg meng-thogutkan pemerintah atau tidak; yang semuanya berusaha memurnikan tauhid dan mengingkari kesyirikan, penyembahan kubur dll.

    Iran terlihat di depan umum memusuhi dan mencaci maki Amerika dan Israel, namun di balik itu dilindungi AS, NATO (No Action Talk Only), berbaik-baikan dg mereka ( Ingat: Khomeini yg dibiarkan melenggang santai dari Perancis ke Iran, padahal AS dan Israel sdh tahu bakal ada revolusi Islam Iran, lalu ada juga Irangate, kisah kolonel Oliver North yg dikorbankan, dll), menghantam muslim sunni, mencaci shahabat, shg lahir generasi pencaci dan pen-takfir shahabat, membudayakan kesyirikan dan minta2 kepada orang mati, bahkan memang benar dibalik ini semua dipelihara oleh AS dan sekutunya; agar jadi kekuatan penyeimbang atas sunni.

    abujafar said:
    Maret 15, 2013 pukul 4:48 pm

    semoga Allah langgengkan dakwah tauhid dan sunnah, hapus rafidah dr bumi ahlusunnah.amiin.

    kesatria sughani said:
    Juni 14, 2013 pukul 9:56 pm

    Salam… Izinkan Saya Menyanggah Argumen Syeikh Abdul Muhsin al Ahmad sebagai berikut:

    PERTAMA, tentang Ayat 13 Surat Fathiir:
    “Dia (Allah) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.”

    Ayat ini memberitakan kepada kita tentang penciptaan langit dan bumi. jadi, makhluk-makhluknya memang tidak akan punya andil dalam penciptaan tersebut! BUkankah dalam ayat-ayat Allah banyak pula yang menyebut dengan redaksi ‘kami’? redaksi ‘KAMI’ itu menunjukkan bahwa Allah dan Makhluk-makhluk-Nya punya Andil. “dan kami turunkan”

    KEDUA, tentang ayat 14:
    Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.

    Terus terang, yang dimaksud Allah dalam Ayat ini adalah orang-orang yang tidak Allah perintahkan untuk menyeru kepadanya. mereka adalah orang mati yang tidak hidup. mereka tidak seperti Rasulullah dan Para Imam, serta orang-orang saleh lainnya. SEBAB Rasul dan Para Imam itu adalah hamba-hamba yang hidup meski mereka mati. pernah dengar Ayat: “Mereka tidak mati, melainkan mereka hidup di sisi Allah.”??? AYOLAAAHH… mari kita berpikir.

    KETIGA, tentang ayat ketiga yang katanya bisa meruntuhkan keyakinan Syiah yang karenanya Penulis menyebut Syiah sebagai kerdil, sebagai berikut:
    ““Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah”. Katakanlah: “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).

    JAWAB SAYA:
    Sekali lagi yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang-orang yang tidak diberi wewenang atau rekomendasi dari Allah untuk kita. sehingga mereka memberi mudharat. LIHATLAH REDAKSINYA: …mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan manfaat… (JADI YANG TIDAK BOLEH ITU ADALAH TUNDUK KEPADA SELAIN ALLAH YANG TIDAK BISA MEMBERI MANFAAT, SEBAB ALLAH TIDAK MEREKOMENDASIKANNYA ATAU TIDAK MEMERINTAHKANNYA)

    Ket: huruf besar bukan marah-marah melainkan untuk penekanan semata.

    KEEMPAT, Tentang Surat Yunus berikut:
    “Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah”. Katakanlah: “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).

    PERTAMA: pernahkan Anda semua berpikir, “Kenapa Allah selalu menyebut ‘menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan mudharat’?????????? Allah hendak menegaskan, bahwa Yang lebih utama adalah Manfaat dan Mudharatnya. jadi kalau Selain Allah dan tidak bermanfaat, maka tinggalkanlah, tetapi yang selain Allah tapi bermanfaat, maka ambillah. DAN sekali-kali ayat ini ditujukan pada mereka yang menyembah kepada makhluk-makhluk-Nya yang salah. Adapun pernyataan mereka, “Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami.” yang kemudian Allah membalas dengan berfirman: “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).” Maksudnya adalah, Allah gak nyuruh nyembah (tunduk) kepada mereka, jadi JANGANLAH LAKUKAN! bahasa Betawinya: Emang gue nyuruh elo pada? emang GUe gak tahu siapa yang patut lo ikutin???

    TENTANG MENYEMBAH selain kepada Allah, namun Allah memperbolehkannya karena Allah yang menyuruh (mentaati perintah Allah berarti menyembah-Nya):
    INGATLAH kisah Nabi Yusuf as. : dia disujudi oleh Ayahnya dan saudara-saudaranya.
    Ingatlah kisah Nabi Adam. Malaikat diperintahkan untuk sujud kepada Adam.

    SALAM DISKUSI!!

      Abu Umamah responded:
      Juni 17, 2013 pukul 11:14 am

      Terima kasih atas tanggapan Anda semoga Allah memberikan hidayahNya kepada kita untuk meniti di atas jalan yang telah digariskan oleh RasulNya -shallalalhu ‘alaihi wa sallam- dan telah dipraktekkan dengan sangat baik oleh para Shahabat -radhiyallahu ‘anhum-.

      Pertama Tentang Surah Faathir ayat 13-14.
      – Penggunaan redaksi “Kami” di dalam Al-Qur’an adalah bentuk pengagungan Allah terhadap DiriNya sendiri karena Dialah yang Maha Agung dan Berhak atas segala pujian.

      – Perkataan Anda :

      “Terus terang, yang dimaksud Allah dalam Ayat ini adalah orang-orang yang tidak Allah perintahkan untuk menyeru kepadanya. mereka adalah orang mati yang tidak hidup. mereka tidak seperti Rasulullah dan Para Imam, serta orang-orang saleh lainnya. SEBAB Rasul dan Para Imam itu adalah hamba-hamba yang hidup meski mereka mati. pernah dengar Ayat: “Mereka tidak mati, melainkan mereka hidup di sisi Allah.”???”

      Siapakah yang menafsirkan seperti yang Anda katakan? Adakah Allah memerintah kita untuk menyeru selainNya di dalam do’a-do’a kita? Tunjukkan dalilnya jika Anda termasuk orang yang benar?

      Imam Ath-Thabari mengatakan tentang ayat ini secara ringkasnya, bahwa mereka yang kalian sembah selain dari Rabb pemilik sifat yang disebutkan dalam ayat ini, mereka itu pada hakikatnya tidak memiliki apapun walaupun setipis kulit ari.

      Perhatikan firmanNya di sini : وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ [Dan yang kamu ibadahi selain DiriNya], perhatikanlah Allah menekankan “selain DiriNya”.

      Apakah Rasulullah adalah Allah ataukah belian termasuk dalam keumuman maksud ayat (selain Allah)? Apakah Ali bin Abi Thalib adalah Allah ataukah selain Allah ? Apakah Alhasan, Alhusain adalah Allah? Apakah para Imam Syi’ah adalah Allah? Apakah Para Ulama dan Shalihin adalah Allah?

      Ayolah kita berfikir, gunakan akal sehat kita !

      Inilah kebenaran jika Anda menginginkannya !!!

      Kemudian, benar Rasulullah dan beberapa golongan dari umat ini dikatakan oleh dalil bahwa mereka tetap hidup meskipun telah mati. Tapi, apakah kehidupan mereka setelah kematiannya itu sama seperti kehidupan kita yang belum mati? Tentu Berbeda.

      Mereka hidup di alam barzakh sebagaimana hal ini dimaklumi oleh kaum muslimin. Seorang yang telah mati maka dia akan memasuki alam barzakh. Mereka tidak lagi dapat melakukan amalan-amalan shalih untuk diri mereka. Telah terputus amalan mereka kecuali shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak yang shalih yang mendo’akannya.

      Adapun potongan ayat yang Anda bawakan, kenapa Anda tidak membawakan ayat itu secara utuh. Ayat itu berbunyi :

      وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيَاء عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

      Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. [Ali Imran : 169]

      Allah mengatakan mereka itu [يُرْزَقُونَ] “mendapat rezki”, dengan bentuk fi’il majhul. Artinya, mereka itu pasif, diberi bukan memberi. Siapakah yang memberikan kepada mereka? Dialah Allah.

      Itulah mengapa tidak akan ada satupun dalil yang memerintahkan kita untuk menyeru kepada selain Allah, karena selain DiriNya adalah makhluk/hamba yang diberi bukan yang memberi, hanya Dialah yang memberi.

      إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللّهِ عِبَادٌ أَمْثَالُكُمْ فَادْعُوهُمْ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لَكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

      Sesungguhnya sesembahan yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah mereka itu lalu biarkanlah mereka mmperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar. [7 : 194]

      Alhamdulillah, satu ayat ini pun jika kita renungkan dengan seksama dengan merujuk kepada penjelasan para ulama telah cukup untuk menghancurkan madzhab Syi’ah dari dasarnya. Karena azas madzhab ini adalah kesyirikan, mempertuhankan Ali dan anak keturunannya padahal mereka berlepas diri dari golongan Rafidhah (Syi’ah) ini.

      Kedua : Tentang Surah Yunus ayat 18

      – Perkataan Anda :

      “Sekali lagi yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang-orang yang tidak diberi wewenang atau rekomendasi dari Allah untuk kita. sehingga mereka memberi mudharat”

      – Perkataan Anda :

      “pernahkan Anda semua berpikir, “Kenapa Allah selalu menyebut ‘menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan mudharat’?????????? Allah hendak menegaskan, bahwa Yang lebih utama adalah Manfaat dan Mudharatnya. jadi kalau Selain Allah dan tidak bermanfaat, maka tinggalkanlah, tetapi yang selain Allah tapi bermanfaat, maka ambillah. “

      Saya katakan : Inilah akibatnya jika hanya main akal-akalan semata tanpa melihat penjelasan para Ulama tentang ayat.

      Penekanan ayat di atas dan yang sebelumnya pada surat Faathir bukanlah pada dapat atau tidaknya yang disembah itu mendatangkan manfaat atau menolak mudharat. Tapi, pada kata “selain Allah”. Siapapun selain Allah pastilah makhluk. Maka siapapun yang menyembah selain Allah berarti dia telah menyembah makhluk. Adapun “tidak dapat memberikan manfaat ataupun menolak mudharat” adalah sifat yang senantiasa melekat pada makhluk.

      Sebab, seluruh makhluk sekalipun makhluk yang paling mulia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak dapat mendatangkan manfaat ataupun menolak bahaya atas dirinya sendiri kecuali atas kehendak Allah.

      قُل لاَّ أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعاً وَلاَ ضَرّاً إِلاَّ مَا شَاء اللّهُ وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاَسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَاْ إِلاَّ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

      Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. [7 : 188]

      قُلْ إِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرّاً وَلَا رَشَداً

      Katakanlah: “Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) suatu kemanfa’atan”. [72: 21]

      Ayat dalam surat Yunus ini berbicara tentang syafa’at dan anggapan orang musyrik bahwa sesembahan mereka itu dapat memberi syafa’at disisi Allah. Allah membatalkan anggapan mereka ini dengan firmanNya : “Katakanlah: Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?”. Kemudian Allah mensucikan DiriNya dari anggapan bathil kaum musyrikin dengan firmanNya : “Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).”

      Karena dalam Syafa’at itu harus ada dua hal yang terpenuhi : Izin dari Allah bagi pemberi syafa’at dan keridhaan Allah bagi yang diberikan syafa’at. Jika salah satunya tidak ada maka batallah syafa’at tersebut.

      وَكَم مِّن مَّلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئاً إِلَّا مِن بَعْدِ أَن يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَن يَشَاءُ وَيَرْضَى

      Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya). [53:26]

      – Perkataan Anda :

      “Maksudnya adalah, Allah gak nyuruh nyembah (tunduk) kepada mereka, jadi JANGANLAH LAKUKAN!”

      Adakah Allah memerintahkan kita untuk menyembah kepada Nabi, Ali, Hasan, Husein, Wali-wali ?

      Bahkan, Allah melarang hambaNya untuk beribadah kepada selainNya,

      وَمَن يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهاً آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِندَ رَبِّهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ

      Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. [23:117]

      Tunduk/Ta’at itu tidak selalu berarti menyembah, kita tunduk dan ta’at kepada perintah Rasulullah tapi bukan dalam rangka menyembah/beribadah kepada beliau. Kita tunduk dan ta’at kepada beliau karena kita beridah kepada Allah, karena Allah memerintahkan kita untuk menta’ati beliau.

      قُلْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ فإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ الْكَافِرِينَ

      Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya. jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.[3: 32]

      Sekali lagi, inilah kebenaran jika Anda menginginkannya.!

      Terakhir, tentang sujud kepada selain Allah yang dilakukan oleh Ayah dan Saudara-saudara Nabi Yusuf kepadanya, juga yang diperintahkan oleh Allah kepada para malaikat untuk sujud kepada Adam. Maka yang benar sujud tersebut bukanlah sujud ibadah sebagaimana sujudnya seorang hamba kepada Allah.

      Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya berkata : Tentang firman Allah “Sujudlah kalian kepada Adam…” ada dua pendapat mengenai maksud ayat ini dan yang lebih shahih adalah bahwasanya perintah untuk sujud kepada Adam di sini adalah secara hakiki, dan terkandung didalam sujud tersebut keta’atan kepada Allah ‘azza wa jalla dengan melaksanakan perintahNya, dan sujud tersebut adalah sujud penghormatan dan pemuliaan bukan sujud ibadah, sebagaimana juga sujud yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf kepadanya, dan dalam sujud tersebut tidak ada peletakan wajah diatas tanah, sujud tersebut hanyalah sebatas membungkuk. Ketika Islam datang maka cara penghormatan yang demikian itu dihapus dan diganti dengan ucapan salam. [Tafsir AlBaghawi surat AlBaqarah ayat 34, via Ayat]

      Demikianlah, tidak ada satupun ayat yang dapat digunakan oleh Syi’ah untuk membela aqidah mereka yang dipenuhi oleh kesyirikan. Inilah yang menjadikan ajaran syi’ah itu kerdil. Tatkala makhluk merendahkan Rabbnya dengan perbuatan syirik maka jadilah dia itu hina dan dihinakan oleh Yang Maha Mulia.

    kesatria sughani said:
    Juni 19, 2013 pukul 11:56 am

    waduuuhhh… jawaban saya kok hilang??

      Abu Umamah responded:
      Juni 27, 2013 pukul 1:25 pm

      sayangnya perkataan Anda yg “hilang” itu lebih tepat dikatakan sebagai igauan..

    kesatria sughani said:
    Juli 15, 2013 pukul 6:49 pm

    Lucu… bagi saya, Anda berlari. kalau memang saya mengigau, seharusnya Anda jelaskan dimana letak igauan saya. ataukah Anda tidak bisa menjelaskannya. Ingatlah… dahulu Nabi dianggap mengigau juga, bahkan hingga dianggap sebagai orang gila. Apakah Anda tidak takut kalau ternyata saya yang benar dan Anda yang salah? Demi Allah… saya sangat takut kepada Allah kalau saya salah dan saya berharap Anda pun takut kepada-Nya.

      Abu Umamah responded:
      Juli 16, 2013 pukul 8:41 am

      لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ ۖ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُم بِشَيْءٍ إِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ ۚ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ

      Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan apa-apa yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka. [Ar-Ra’d: 14]

Tinggalkan komentar