Hati

Di Balik ‘Jazakallaahu Khayra’

Posted on Updated on

جزاك الله خيرا

Suatu ketika, dengan izin Allah saya telah membantu menyelamatkan keamanan seorang Muslimah. Saya pun mengontak pihak berwajib (penanggung jawab). Pihak tersebut kemudian berusaha menemui saya karena ingin berterima kasih. Alhamdulillah.

Selang tak lama kemudian, seorang Muslim memberi saya suatu hadiah melalui perantara. Alhamdulillah. Namun saya lalai dari mengucapkan terima kasih dan syukur kepada beliau, melalui media sosial (WhatsApp). Sampai lebih dari sehari, amalan syukur itu luput dari saya. Baca entri selengkapnya »

[FREE E-BOOK] Buku Saku Ramadhan

Posted on

Rindu akan Datangnya Ramadhan

Di antara perkataan ulama terdahulu yang menunjukkan kerinduan akan datangnya bulan Ramadhan adalah apa yang diungkapkan oleh Yahya bin Abi Katsir rahimahullah. Beliau mengatakan bahwa salah satu do’a yang dipanjatkan para salaf adalah do’a berikut

“Ya Allah, pertemukan diriku dengan bulan Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku, dan terimalah seluruh amalku di bulan Ramadhan.” [Lathaif al-Ma’arif hlm. 158.]

Ya Allah, pertemukan kami dengan Ramadhan

Ada dua orang sahabat, saling bersaudara, salah seorang di antara mereka lebih bersemangat dibandingkan yang lain, dan akhirnya dia pun memperoleh syahid. Adapun sahabatnya, wafat setahun setelahnya. Baca entri selengkapnya »

10 Kiat Agar Bacaan Al-Qur’an Lebih Menyentuh Hati

Posted on

Allah Subhânahu wa Ta’âlâ memerintahkan Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dalam firman-Nya,

وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا

“Dan bacakanlah apa-apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Rabb-mu (Al-Qur`an). Tiada (seorang pun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dan engkau tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain Dia.” [Al-Kahf: 27]

Juga dalam firman-Nya,

إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ. وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآنَ

“Aku hanya diperintah untuk menyembah Rabb negeri (Makkah) ini Yang telah menjadikan (negeri) itu suci, dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu. Serta, aku diperintah agar aku tergolong sebagai orang-orang yang berserah diri, dan supaya aku membacakan Al-Qur`an (kepada manusia).” [An-Naml: 91-92] Baca entri selengkapnya »

Sakit, Anugerah yang Dianggap Musibah [Agar Sakit Tidak Terasa Pahit]

Posted on

Penulis : Fadlan Fahamsyah, Lc.
Dosen di STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya

“Seandainya manusia mengetahui bahwa nikmat Alloh yang ada dalam musibah itu tidak lain seperti halnya nikmat Alloh yang ada dalam kesenangan, niscaya hati dan lisannya akan selalu sibuk untuk mensyukurinya.”

Imam Ibnu Qoyyim rohimahulloh

Dunia adalah negeri ujian, tidak ada seorang manusiapun melainkan akan diuji dengan kesehatan dan kelapangan untuk mengetahui sejauh mana ia akan mensyukurinya dan ia juga akan diuji dengan musibah dan kesempitan untuk mengetahui sejauh mana ia akan bersikap sabar menghadapi ujian tersebut. Baca entri selengkapnya »

Enggan Mengikuti Kebenaran Karena Tuntutan Keadaan?

Posted on Updated on

enggan masuk surga

Di antara sebab tersebarnya kebatilan dan bertambah buruknya keadaan masyarakat adalah berbagai macam alasan yang diada-adakan oleh syaitan dan bala tentaranya demi melestarikan kemungkaran. Umat-umat terdahulu yang menentang dakwah para rasul pun demikian. Ketika para rasul itu menyeru mereka untuk mengesakan Allah dan taat kepada utusan-Nya, maka serentak muncullah berbagai dalih dan argumentasi mereka untuk mengelak dari kewajiban tersebut.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Apabila dikatakan kepada mereka; ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian, maka mereka mengatakan; ‘Bahkan kami akan tetap mengikuti apa-apa yang kami dapati dari nenek-nenek moyang kami’. Apakah mereka akan tetap mengikutinya apabila ternyata nenek moyang mereka adalah orang-orang yang tidak memahami apa pun dan sama sekali tidak berada di jalan petunjuk?”. (QS. al-Baqarah : 171) Baca entri selengkapnya »

Syubhat Wanita Fasiq : “Pakaian hanyalah zhohir dan masalah kulit saja, yang penting kan hatinya” (??)

Posted on Updated on

Oleh: Syaikhoh Sukainah bintu Muhammad Nashiruddin al-Albaniyyah hafidzohalloh

Syubhat:

Iman dan Takwa itu di dalam hati, sedangkan pakaian hanyalah zhohir dan masalah kulit saja, yang penting kan hatinya.

Jawaban:

Rosululloh alaihis sholatu was salam bersabda di akhir hadits an-Nu’man bin Basyir rodhiyallohu anhu:

وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ؛ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ؛ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, bila ia baik niscaya seluruh jasad akan baik, dan bila ia rusak, niscaya seluruh jasad akan rusak pula, ketahuilah segumpal daging itu ialah hati[*].” [Shohih al-Bukhori (52)] Baca entri selengkapnya »

Celaan Atas Kerasnya Qalbu – Ibnu Rajab Al-Hanbali

Posted on Updated on

Adapun celaan atas kerasnya qalbu, maka Allah Ta’ala telah berfirman:

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً

“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi” (Q.S.2:74)

Kemudian Allah jelaskan sisi lebih kerasnya qalbu dari batu dengan firman-Nya:

وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاء وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّهِ

“Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah” (Q.S.2:74) Baca entri selengkapnya »

[Inilah Jawabannya] Mengapa Hatiku Menjadi Keras…?

Posted on Updated on

Sesungguhnya fenomena berpaling dari komitmen pada agama ini sungguh telah menyebar di kalangan kaum muslimin. Berapa banyak manusia mengeluh akan kerasnya hati setelah sebelumnya tentram dengan berdzikir pada Allah, dan taat kepada-Nya. Dan berapa banyak dari orang-orang yang dulu beriltizam (komitmen pada agama) berkata, “Tidak aku temukan lezatnya ibadah sebagaimana dulu aku merasakannya”, yang lain bekata, “Bacaan al-qur’an tidak membekas dalam jiwaku”, dan yang lain juga berkata, “Aku jatuh ke dalam kemaksiatan dengan mudah”, padahal dulu ia takut berbuat maksiat.

Dampak penyakit ini nampak pada mereka, diantara ciri-cirinya adalah :

1. Mudah terjatuh dan terjerumus dalam kemaksiatan dan hal-hal yang diharamkan (Allah), bahkan dia terus melakukannya padahal dahulu dia sangat takut terjerumus kedalamnya.

2. Merasakan kerasnya hati, nasehat tentang kematian tidak berbekas sama sekali dalam hatinya, demikian juga melihat jenazah dan kuburan. Baca entri selengkapnya »

3 Kategori Manusia [Alim Rabbani, Penuntut Ilmu, Rakyat Jelata] Kita Masuk yang Mana?

Posted on Updated on

Ali radhiallahu ‘anhu berwasiat kepada muridnya, Kumail bin Ziyad,

يا كميل بن زياد القلوب أوعية فخيرها أوعاها للعلم احفظ ما أقول لك الناس ثلاثة فعالم رباني ومتعلم على سبيل نجاة وهمج رعاع اتباع كل ناعق يميلون مع كل ريح لم يستضيئوا بنور العلم ولم يلجئوا إلى ركن وثيق

“Wahai Kumail bin Ziyad. Hati manusia itu bagaikan bejana (wadah). Oleh karena itu, hati yang terbaik adalah hati yang paling banyak memuat ilmu. Camkanlah baik-baik apa yang akan kusampaikan kepadamu. Manusia itu terdiri dari 3 kategori, seorang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya. Seorang yang terus mau belajar, dan orang inilah yang berada di atas jalan keselamatan. Orang yang tidak berguna dan gembel, dialah seorang yang mengikuti setiap orang yang bersuara. Oleh karenanya, dia adalah seorang yang tidak punya pendirian karena senantiasa mengikuti kemana arah angin bertiup. Kehidupannya tidak dinaungi oleh cahaya ilmu dan tidak berada pada posisi yang kuat.” Baca entri selengkapnya »